INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah sosial dasar
Disusun
oleh:
M.
Kizbudin (53417413)
1IA16
FAKULTAS
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt.dengan segala rahmatnya sehingga saya bisa menyeesaikan makalah “Individu, Keluarga dan Masyarakat”. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan.
Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat
menambah wawasan bagi pembaca agar dapat mengetahui tentang individu, keluarga
dan masyarakat. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai hambatan. Baik
itu yang datang dari dalam diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Saya juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Jakarta, 03 Januari 2018
Penulis
M. Kizbudin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………….......…..............……..........ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1
Latar Belakang .....................................................................................1
1.2
Rumusan Permasalahan.......................................................................1
1.3
Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... ..3
2.1
Individu ………………..........................................................................3
2.2
Pertumbuhan individu............................................................................4
2.3
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan…………...................5
2.4
Tahap Pertumbuhan individu berdasarkan psikologi……………............5
2.5
Keluarga…..............................................................................................7
2.6
Masyarakat …………….…………………………......................................9
BAB
III PENUTUP...................................................................................................13
3.1
Kesimpulan..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai
seorang manusia hendaknya kita mengetahui bahwa Allah SWT menciptakan makhluk –
makhluk nya untuk saling membantu. Oleh karena itu kami mencoba untuk
mengingatkan kembali akan pentingnya bermasyarakat karena manusia adalah
makhluk sosial.
Manusia
sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat
dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau
berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah
berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri
dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup
bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk
sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan
berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Individu,
keluarga dan masyarakat sering menjadi perdebatan dalam hal perbedaan maupun
interaksi. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti tentang
Individu, kelarga dan masyarakat yaitu:
1. Apa pengertian dari individu ?
2. Apa makna dari individu ?
3. Apa pengertian dari keluarga ?
4. Apa makna dari keluarga ?
5. Apa pengertian dari fungsi keluarga ?
6. Apa pengertian dari masyarakat ?
7. Apa makna dari masyarakat ?
8. Apa saja golongan – golongan masyarakat ?
1. Apa pengertian dari individu ?
2. Apa makna dari individu ?
3. Apa pengertian dari keluarga ?
4. Apa makna dari keluarga ?
5. Apa pengertian dari fungsi keluarga ?
6. Apa pengertian dari masyarakat ?
7. Apa makna dari masyarakat ?
8. Apa saja golongan – golongan masyarakat ?
1.3 Tujuan
Ada
beberapa tujuan dalam penulisan Tugas Makalah ini, beberapa diantaranya adalah
:
1. Sebagai
pengisi nilai tugas dari mata pelajaran Ilmu Sosial Dasar.
2. Makalah
ini berguna untuk memberikan pengetahuan tentang individu, keluarga dan masyarakat.
3. Mengkaji
hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Individu
Berasal dari kata latin “individuum”
artinya “yang tak terbagi” jadi individu merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam
ilmu social paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang
majemuk. Memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu sosial.
Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang
istimewa. Yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.
Individu bukan berarti manusia
sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai sebagai
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseseorangan, dengan demikian
sering digunakan sebutan “orang-seorang” atau “manusia perseorangan” sifat dan
fungsi orang-orang disekitar kita adalah makhluk-makhluk yang agak berdiri
sendiri. Dalam berbagai hal bersama-sama satu sama lain, tetapi dalam banyak
hal banyak pula perbedaanya sejenis tapi tak sama. Makin tua semakin maju dan
semakin banyak bermacam-macam tingkat peradabanya, terjadi bangsa dengan corak
dan tabiat beraneka macam.
Timbulnya diferensiasi bukan hanya
pembawaan, tetapi melalui kaitan dengan dunia yang telah mempunyai sejarah
dengan peradabanya, hal ini memberikan keuntungan rohani bagi individu seperti
bahasa, agama, adat istiadat, dan kebiasaan paham-paham hukum, ilmu pengetahuan
dan sebagainya akan tetapi, betapapun besarnya pengaruh lingkungan social
terhadap individu. Manusia tetap mempunyai watak dan sifat tertentu, yang aktif
ditengah-tengah sesame manusia lainya insyaf akan ”aku” nya dan sadar, serta
mengumpulkan kekuatan rohani untuk bertindak sendiri, bahkan individu yang
mempunyai kepribadian istimewa.
Dari uraian diatas dapatlah
disimpulkan bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hana memiliki
peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya, presepsi terhadap
individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu
keutuhan ciptaan tuhan yang mempunyai tiga aspek psikis-rohaniah, dan
aspek-sosial kebersamaan, ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi,
kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainya.
2.2 Pertumbuhan Individu
Menurut
paha ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada
dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah
bagian-bagian, bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan
oleh asosiasi.
Dapat
dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada
seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman atau
empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman
dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexionis.
Lain
halnya dengan pendapat dari aliran psikologis Gestalt tentang pertumbuhan,
menurut para ahli dan aliran ini bahwa pertumbuhan adalah proses diferensasi.
Dalam
proses diferensasi yang pokok adalah keseluruhan, sedang bagian-bagian hanya
mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan
bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keseluruhan yang lebih dahulu
ada. Baru kemudian menyusul bagian-bagiannya, jadi dari pendapat aliran
psikologi Gestalt ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan itu adalah proses
perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara
keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Kemudian
kita mengenal konsepsi aliran sosiologi dimana ahli dari pengikut aliran ini
menganggap bahwa pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses
perubahan dari sifat mula-mula yang asocial atau juga social kemudian tahap
demi tahap disosialisasikan.
2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Dalam
membahas pertumbuhan itu ada bermacam-macam aliran, namun pada garis besarnya
digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu :
aa) Pendirian
nativistik
Menurut
para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu
semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir.
bb) Pendirian
Empiristik dan Enviromentalistik
Pendirian
ini berlawanan dengan pendpat nativistik, para ahli berpendapat, bahwa
pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak
berperan sama sekali.
cc) Pendirian
Konvergensi dan Interaksionisme
Konsepsi
interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi
antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu, Nampak lain
dengan konsep konvergensi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.
2.4 Tahap Pertumbuhan Individu Berdasarkan Psikologi
Pertumbuhan individu berdasarkan
aspek psikolagi dibedakan atas empat tahapan yaitu masa vital, masa estetik,
masa intelektual, dan masa sosial. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut :
1 1. Masa
vital
Masa
pertumbuhan manusia yang ditandai dengan ciri-ciri:
a. U sia
mulai lahir kira-kira 2 tahun.
b. Menggunakan
fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal didalam dunianya.
c. Merupakan
masa oral, artinya pada masa ini individu menggunakan / menganggapmulut
sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan.
d. Masa
selanjutnya adalah masa berjalan, dimana individu akan berusaha menguasai ruang
dan pembiasaan tahu kebersihan.
2 2. Masa
estetik
Masa
dimana pertumbuhan manusia ditandai dengan ciri-ciri :
a. Dari
usia dua tahun sampai kira-kira tujuh tahun.
b. Masa
mulai tumbuhnya rasa keindahan melalui fungsi panca indera.
c. Mulai
munculnya gejala kenakalan, antara lain menentang orang tua, menggunakan
kata-kata kasar, atau dengan sengaja melanggar yang seharusnya di lakukan.
d. Ini
merupakan masa kegincangan bagi si anak karena pada diinya terjadi “demam
menghendaki” dan kehendak untuk dimiliki tidak dapat ditahan.
3 3. Masa
intelektual (masa keserasian bersekolah)
Masa
pertumbuhan manusia ditandai dengan ciri-ciri :
a. Dari
usia tujuh sampai kira-kira 13-14 tahun.
b. Proses
sosialisasi dilakukan dengan lebih efektif sehingga lebih matang untuk dididik.
c. Sifat
khas pada manusia pada saat ini :
1) adanya
korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
2) Sikap
tunduk kepada peraturan, permainan tradisional.
3) Ada
kecenderungan memuji diri sendiri.
4) Soal
yang tak dapat diselesaikan dianggap tidak penting.
5) Senang
membandingkan diri sendiri dengan orang lain, ada kecenderungan meremehkan.
6) Adanya
minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang kenkret.
7) Amat
realistis, ingin tahu dan ingin belajar.
8) Gemar
membentuk kelompok sebaya.
d. Mengharapkan
sikap obyektif dan adil dari orang tua dan guru.
4 4. Masa
remaja atau Masa Sosial
Masa
pertumbuhan manusia yang ditandai dengan ciri-ciri :
a. Dari
umur 13-14 tahun sampai kira-kira 20-21 tahun.
b. Menarik
karena punya sifat-sifat khas yang menentukan dalam kehidupan individu dalam
masarakatnya.
c. Masa
pra-remaja dengan segala sifat negatif yang mucul (murung, tidak tenang, pasif,
atau bahkan agresif, kurang suka bekerja, pesimis, dan lain-lain).
d. Masa
remaja adalah masa merindu puja : sadar akan kesepian yang tidak pernah dialami
pada masa sebelumnya.
e. Masa
usia mahasiswa, masa remaja akhir atau masa dewasa awal.
2.5 Keluarga
Keluarga
adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat, kelompok inilah yang melahirkan individu dalam
berbagai macam bentuk kepribadianya dalam masyarakat, tidaklah dapat dipungkiri
bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya sebatas penerus
keturunan saja, banyak hal-hal mengenai kepribadian yang dapat dianut dari
keluarga. Yang dapat pada saat-saat sekarang ini sering dilupakan orang, perkembangan
intelektual akan kesadaran lingkungan seorang individu seringkali dilepaskan
dan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga, hal-hal semacam inilah yang
sering menimbulkan masalah-masalah sosial, karena kehilangan pijakan, keluarga
sudah seringkali kehilangan perananya, oleh karena itu adalah kebijaksanaan
kalau dilihat dan dikembalikan peranan keluarga dan proporsi yang sebenarnya
dengan sekala prioritas yang pas.
Macam-Macam
fungsi Keluarga :
Pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci kedalam
beberapa fungsi, yaitu :
a)
Fungsi Biologis
b)
Fungsi Pemeliharaan
c)
Fungsi Ekonomi
d) Fungsi
Keagamaan
e)
Fungsi Sosial
a)
Fungsi biologis
dengan fungsi ini diharapkan agar
keluarga dapat menyelenggarakan persiapan- persiapan perkawinan bagi
anak-anaknya karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan
keturunan.
b)
Fungsi Pemeliharaan
Keluaraga diwajibkan untuk berusaha
agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagi berikut:
11) gangguan
udara dengan menyediakan rumah
22) gangguan
penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan
33) gangguan
bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok, dan lain-lain.
c)
Fungsi Ekonomi
keluarga berusaha menyelenggarakan
kebutuhan manusia yang pokok yaitu:
11) kebutuhan
makan dan minum
22) kebutuhan
pakaian untuk menutup tubuhnya
33) kebutuhan
tempat tinggal
d)
Fungsi Keagamaan
di Negara Indonesia yang berideologi
pancasila berkewajiban pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati,
mendalami dan mengamalkan pancasila di dalam perilaku dan kehidupan keluarganya
sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini dalam kehidupan keluarga yang
pancasila
e)
Fungsi Sosial
dengan fungsi ini keluarga berusaha
untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan
nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut masyarakat serta mempelajari
peranan-peranan yang di harapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah
dewasa.
2.6 Masyarakat
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma,
adat istiadat, yang sama-sama ditaati dalam lingkunganya sehingga memiliki ciri
kehidupan yang khas.
Sikap
kemasyarakatan, yang menyebabkan individu dapat menempatkan kepentingan umum di
atas kepentingan sendiri lahir karena adanya factor-faktor :
1. Kecenderungan
sosial,
2. Rasa
harga diri,
3. Kecenderungan
untuk patuh,
4. Kecenderungan
untuk mandiri,
5. Kecenderungan
menurut,
6. Hasrat
tolong – menolong dan meniru,
7. Hasrat
berjuang,
8. Hasrat
memberi tahu dan sifat mudah menerima.
Dalam
pertumbuhan dan perkembanganya, masyarakat digolongkan menjadi masyarakat
sederhana (tradisional) dan masayrakat modern (maju).
1. Masyarakat
Sederhana (tradisional)
Masyarakat
tradisional sebagai bentuk dari kehidupan bersama memiliki keterkaitan yang
sangat erat dengan lingkungan hidup, baik manusia maupun benda-benda lain atau
kondisi alamnya. Mata pencaharian berpusat pada sektor pertanian dan nelayan.
Kebutuhan sandang, pangan dan papan di penuhi dari alam sekitar. Kesederhanaan
teknologi yang digunakan menyebabkan ketergantungan yang erat pada kondisi
alam, hanya dilakukan saat – saat tertentu saja dengan mengabil segala sesuatu
yang sudah tersedia di alam. oleh karena itu bentuk perladangan berpindah dan
menebang hutan menjadi salah satu ciri kelompok masyarakat ini.
Modal
menonjol pada kelompok ini adalah kepemilikan tanah, yang akhirnya melahirkan
elite masyarakat dengan system feodal
yang sangat berpengaruh pada system politik dan budaya masyarakat, kaum
feodal menjadi tempat bergantung masyarakat banyak dan menempatkan diri sebagai
tokoh masyarakat dengan corak kepemimpinan otokratis, karena peraturan yang
diterapkan hanya mengikuti adat dan kebiasaan tidak tertulis maka (khusunya)
pada masyarakat jawa terlahir semboyan “sabda
pandhito ratu” (apa kata pimpinan) dan menjadi acuan hukum yang berlaku.
2. Masyarakat
Maju ( Modern)
Mata pencaharian di sektor
pertanian tetap dilakukan akan tetapi sudah memadukan unsur sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan teknologi. Disamping sektor pertanian sektor jasa dan perdagangan mulai dikembangkan untuk
mempergunakan teknologi yang tepat dalam berbagai kondisi, dipilih tenaga
terampil dalam bidang tertentu oleh karena itulah maka diperlukan pendidikan
khusus.
Masyarakat maju dibedakan
menjadi masyarakat non industrial dan masyarakat industri
a. Masyarakat
non-industri dibedakan menjadi kelompok primer disebut juga face to face group
atau primary group, adalah kelompok masyarakat dimana interaksi terjalin lebih
intensif, lebih erat dan lebih akrab, bercorak kekeluargaan dan berdasar
simpati, pembagian kerja berdasarkan atas kesadaran dan tanggung jawab serta
dilakukan secara sukarela. Kelompok sekunder adalah kelompok masyarakat yang
hubungan antar anggota bersifat tak langsung, formal, kurang bersifat
kekeluargaan, sifat pembagian kerja diatur berdasarkan pertimbangan yang
rasional dan obyektif atas dasar kemampuan, keahlian dan tuntunan dedikasi
dengan maksud mencapai tujuan tertentu yang telah diterapkan.
b. Masyarakat
industri adalah kelompok masyarakat dimana pembagian kerja bertambah kompleks,
solidaritas diantaranya didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antar
kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan.
Hubungan
individu dalam kelompok ditandai dengan ciri yang sama, hubungan yang terjalin
dengan prinsip, nilai dan kepentingan tujuan yang sama ini melahirkan kelompok
masyarakat tertentu yang dibagi atas masyarakat paguyuban (gemein schaft) dan
masyarakat petembayan (gesel schaf).
1. Masyarakat
Paguyuban (gemein schaft)
Diartikan sebagai
persekutuan hidup antara manusia yang disertai perasaan setia kawan dan keadaan
kolektif yang besar, ciri masyarakat ini adalah adanya ketaatan, kesetiaan dan
kerelaan berkorban menurut kapasitas dan kemampuan masing-masing.
2. Masyarakat
Patembayan (gesel schaft)
Pertalian diantara anggota relatif lebi
renggang, keterkaitan diantara anggota hanya semata-mata untuk mencapai tujuan
bersama. Hak seseorang diberikan dengan memperhitungkan pemenuhan kewajibanya,
sifat keakuan pada masing-masing individu masih terlihat, bahkan tidak jarang
tiap individu anggotanya membawa misi dan kepentingan sendiri-sendiri.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap individu, keluarga dan
masyarakat memiliki relasi atau hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh nilai, norma dan aturan-aturan diantara
komponen-komponen tersebut.
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyrakat yang
menjadi latar belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha
mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras
dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada
dirinya. Dan barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur
dengan lingkungan sosialnya yaitu masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
- Neltje
F.Katuuk, Harwantiyoko. 1996. MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Penerbit
Gunadarma
- Hanafie,
Sri Rahaju Rita. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: CV Andi Offset.
0 comments:
Post a Comment